Fiki Amalia Lubis
(1215100008)KSHP “ Meta Analisis”
I.
Pengertian Meta Analisis
Meta analisis adalah tehnik yang digunakan untuk
merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif dengan cara mencari
nilai efek size ( Barbora 2009;
Sutrisno, Hery, Kartono 2007 ). Efek size dicari dengan cara mencari
selisih rata-rata kelas eksperimen dengan rata-rata kelas control, kemudian
dibagi dengan standar deviasi kelas control. Adapun rumusan dari meta analisis
menurut cohen :
Data-data penting yang dicatat dari hasil
peneltian yang dirangkum antara lain:
1.
variable
bebas dan variable terikat beserta definisi konseptual dan definisi
operasionalnya,
2.
variable
metodolgi, missal: jenis penelitian, cara pengambilan sample, statistic yang
digunakan dalam analisis, jenis instrumen dan karaktristiknya
(Sutrisno, Hery, Kartono 2007)
(Sutrisno, Hery, Kartono 2007)
Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain
kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi
yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya.
Menurut Glass (1981), analisis sekunder itu merupakan analisis
ulang (reanalysis) terhadap data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian
dengan teknik-teknik statistik yang lebih baik atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang dimiliki. Analisis
sekunder merupakan suatu ciri-ciri penting terhadap riset dan kegiatan
evaluasi.
Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik
pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau
ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
II.
Tujuan Meta Analisis
Ø Menurut Sack
1.
Untuk
meningkatkan daya pada titik akhir primer dan pada sub kelompok yang mana
ukuran sampel yang asli terlalu kecil sehingga menunjukkan statistik secara
signifikan.
2.
Untuk
menyelesaikan ketidakpastian hasil laporan.
3.
Untuk meningkatkan perkiraan ukuran efek.
4.
Untuk menjawab pertanyaan yang tidak diajukan
sebelumnya.
Ø Menurut Ahli lain
1.
Untuk
memperoleh estimasi effect size,
yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar-variabel
2.
Melakukan
inferensi dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis (nilai
p) maupun estimasi (interval kepercayaan)
3.
Melakukan
kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounding)
agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
III.
Tahapan yang dilakukan dalam mengerjakan meta analisis
Ø Menurut
(Jammie 2004; Sutrisno, Hery, Kartono
2007)
1. menetapkan domain penelitian yang akan dirangkum
2. memilih jenis publikasi yang akan dikumpulkan
3. mengumpulkan hasil penelitian atau literature
4. mencatat data-data (variabel-variabel) penelitian
5. menghiting efek size per sumber atau penelitian
6. menginterpretasi rangkuman dan membuat laporan
IV.
Jenis-Jenis Meta Analisis
Ø Glass tahun 1976 mengembangkan meta analisis
sampai dengan sepertidibawah ini:
1.
Analysis of Moderator Effects, dibawah ini
Metode umum dalam Detecting/Assessing Moderator Effects :
a.
Graphing – OLS regression
b.
Q Stastistics (chi-square test) – WLS
regression
c.
Variance analysis – Partition test
d.
Outlier test
2.
Mediator Assessment Methods,
berfungsi untuk menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum
mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Dibawah ini 2
pendekatan yang cocok untuk mempelajari mediator effect, yaitu :
a.
mengkombinasi dan menganalisa korelasi
pengembangan meta-analysis
b.
studi koefisien secara langsung dari
kepentingan sebagai effect size.
3.
Meta Analisis Kumulatif, Pada teknik ini hasil
meta-analisis tidak dinyatakan dalam simpulan akhir, namun dibiarkan `terbuka',
menunggu evidence lain dari penelitian serupa yang memenuhi kriteria. Data baru
tersebut dimasukkan ke dalam metaanalisis, dan dihitung rasio odds-nya,
demikian seterusnya setiap kali ada publikasi terbaru dan memenuhi kriteria
pemilihan, data yang tersedia dimasukkan ke dalam meta-analisis. Teknik ini
biasanya dipergunakan untuk studi meta-analisis terhadap suatu topik yang tidak
banyak dilaporkan dalam literatur.
V.
Metode
Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data
sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya Dengan
demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post
facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap
penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
1. Glass (1981)
= fokus pada deteksi dari moderator variabel.
2. Hedges dan
Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
3. Rosenthal dan Rubin (1991) = sama
seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk
mengkombinasikan effect size
4. Hunter dan
Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha
mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect
study antar studi.
Teknik
Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai
teknik yang paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk
mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi
kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact)
yang lain. Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih
dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian
(Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11
artefak yaitu:
1. Kesalahan pengambilan
sampel
2. Kesalahan pengukuran pada
variabel dependen
3. Kesalahan pengukuran pada
variabel independent
4. Dikotomi variabel
dependen
5. Dikotomi variabel
independent
6. Variasi rentangan dalam
variabel independent
7. Artefak atrisi
8. Ketidaksempurnaan
validitas konstruk pada variabel dependen
9. Ketidaksempurnaan
validitas konstruk pada variabel independen
10. Kesalahan pelaporan atau
transkripsi
11. Varians yang disebabkan
oleh faktor luar.
Hunter,
J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan langkah-langkah/metode analisis
korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Ø Transformasi harga F ke
dalam t, d, dan r
Ø Bare Bone Meta Analysis:
Koreksi Kesalahan sampel
a.
Menghitung mean korelasi populasi
b.
Menghitung varians rxy
c.
Menghitung varians kesalahan
pengambilan sampel
d.
Dampak pengambilan sampel
Ø Artefak yang lain:
Koreksi Kesalahan Pengukuran
a.
Menghitung mean gabungan
b.
Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh
kesalahan pengukuran
c.
Interval kepercayaan
d.
Dampak variasi reliabilitas
VI.
Kelebihan dan kekurangan Meta Analisis
No
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
1
|
Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3
metode lain
|
Karena banyaknya
sampel yang diambil, maka kemungkinan akan terjadi/memiliki sampel
–sampel yang bisa serta data-data yang tidak perlu (sampah).
|
2
|
Hasilnya lebih representative
karena menggunakan pendekatan kuantitatif
|
Meta-analysis
seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya yang signifikan saja, sedangkan yang tidak
signifikan tidak dipublikasikan.
|
3
|
Meta-analysis
memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian yang
telah ada
sebelumnya.
|
Metode bersifat
meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang
berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini
|
4
|
Metode ini fokus
pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan
sehingga bisa
menghasilkan suatu hasil yang signifikan.
|
Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya
kecil.
|
5
|
Metode ini juga
dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang terjadi dari
studi yang
bermacam-macam.
|
Bisa saja terjadi metodological error.
|
6
|
Pada penelitian bidang bisnis, Meta-analysis membuat
organizational behaviour yang baik
|
|
Sumber :
v
http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/
v
http://elfrieda.wordpress.com/2011/12/03/meta-analisis/
v
http://catatananakkuliah.blogspot.com/2010/03/meta-analisis-dan-isu-kebijakan-publik.html