Senin, 08 April 2013

Pengertian Meta Analisis



Fiki Amalia Lubis (1215100008)KSHP “ Meta Analisis”
        I.            Pengertian Meta Analisis   
Meta analisis adalah tehnik yang digunakan untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif dengan cara mencari nilai efek size ( Barbora 2009; Sutrisno, Hery, Kartono 2007 ). Efek size dicari dengan cara mencari selisih rata-rata kelas eksperimen dengan rata-rata kelas control, kemudian dibagi dengan standar deviasi kelas control. Adapun rumusan dari meta analisis menurut  cohen  :

http://cobaberbagi.files.wordpress.com/2010/02/efek-size.jpg?w=300&h=168http://cobaberbagi.files.wordpress.com/2010/02/untitled1.jpg?w=300&h=168





Data-data penting yang dicatat dari hasil peneltian yang dirangkum antara lain:
1.      variable bebas dan variable terikat beserta definisi konseptual dan definisi operasionalnya,
2.      variable metodolgi, missal: jenis penelitian, cara pengambilan sample, statistic yang digunakan dalam analisis, jenis instrumen dan karaktristiknya
(Sutrisno, Hery, Kartono 2007)
                  Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya.
                  Menurut Glass (1981), analisis sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis) terhadap data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang dimiliki.  Analisis sekunder merupakan suatu ciri-ciri penting terhadap riset dan kegiatan evaluasi.
                  Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.
     II.            Tujuan Meta Analisis
Ø  Menurut Sack
1.      Untuk meningkatkan daya pada titik akhir primer dan pada sub kelompok yang mana ukuran sampel yang asli terlalu kecil sehingga menunjukkan statistik secara signifikan.
2.      Untuk menyelesaikan ketidakpastian hasil laporan.
3.       Untuk meningkatkan perkiraan ukuran efek.
4.       Untuk menjawab pertanyaan yang tidak diajukan sebelumnya.
Ø  Menurut Ahli lain
1.      Untuk memperoleh estimasi effect size, yaitu kekuatan hubungan ataupun besarnya perbedaan antar-variabel
2.      Melakukan inferensi dari data dalam sampel ke populasi, baik dengan uji hipotesis (nilai p) maupun estimasi (interval kepercayaan)
3.      Melakukan kontrol terhadap variabel yang potensial bersifat sebagai perancu (confounding) agar tidak mengganggu kemaknaan statistik dari hubungan atau perbedaan.
  III.            Tahapan yang dilakukan dalam mengerjakan meta analisis
Ø  Menurut  (Jammie 2004; Sutrisno, Hery, Kartono 2007)
1.      menetapkan domain penelitian yang akan dirangkum
2.      memilih jenis publikasi yang akan dikumpulkan
3.      mengumpulkan hasil penelitian atau literature
4.      mencatat data-data (variabel-variabel) penelitian
5.      menghiting efek size per sumber atau penelitian
6.      menginterpretasi rangkuman dan membuat laporan
  IV.            Jenis-Jenis Meta Analisis
Ø  Glass tahun 1976 mengembangkan meta analisis sampai dengan sepertidibawah ini:
1.      Analysis of Moderator Effects, dibawah ini Metode umum dalam Detecting/Assessing Moderator Effects :
a.      Graphing – OLS regression
b.      Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression
c.       Variance analysis – Partition test
d.       Outlier test
2.      Mediator Assessment Methods, berfungsi untuk menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Dibawah ini 2 pendekatan yang cocok untuk mempelajari mediator effect, yaitu :
a.      mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis
b.      studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size.
3.      Meta Analisis Kumulatif, Pada teknik ini hasil meta-analisis tidak dinyatakan dalam simpulan akhir, namun dibiarkan `terbuka', menunggu evidence lain dari penelitian serupa yang memenuhi kriteria. Data baru tersebut dimasukkan ke dalam metaanalisis, dan dihitung rasio odds-nya, demikian seterusnya setiap kali ada publikasi terbaru dan memenuhi kriteria pemilihan, data yang tersedia dimasukkan ke dalam meta-analisis. Teknik ini biasanya dipergunakan untuk studi meta-analisis terhadap suatu topik yang tidak banyak dilaporkan dalam literatur.
     V.            Metode
Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya  Dengan demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.  Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:
1.      Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.
2.      Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares
3.       Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test signifikansi untuk mengkombinasikan effect size
4.      Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study antar studi.
            Teknik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang  paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain. Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:
1.      Kesalahan pengambilan sampel
2.      Kesalahan pengukuran pada variabel dependen
3.      Kesalahan pengukuran pada variabel independent
4.      Dikotomi variabel dependen
5.      Dikotomi variabel independent
6.      Variasi rentangan dalam variabel independent
7.      Artefak atrisi
8.      Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen
9.      Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen
10.  Kesalahan pelaporan atau transkripsi
11.  Varians yang disebabkan oleh faktor luar.
            Hunter, J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan langkah-langkah/metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Ø  Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r
Ø  Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel
a.      Menghitung mean korelasi populasi
b.      Menghitung varians rxy
c.       Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel
d.      Dampak pengambilan sampel
Ø  Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran
a.      Menghitung mean gabungan
b.      Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran
c.       Interval kepercayaan
d.      Dampak variasi reliabilitas

  VI.            Kelebihan dan kekurangan Meta Analisis
No
Kelebihan
Kekurangan
1
Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain
Karena banyaknya sampel yang diambil, maka kemungkinan akan terjadi/memiliki  sampel –sampel yang bisa serta data-data yang tidak perlu (sampah).

2
Hasilnya lebih representative karena menggunakan pendekatan kuantitatif
Meta-analysis seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya yang signifikan saja, sedangkan yang tidak signifikan tidak dipublikasikan.

3
Meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya.

Metode bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang
berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini
4
Metode ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan
sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.

Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.
5
Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang terjadi dari
studi yang bermacam-macam.

Bisa saja terjadi metodological error.
6
Pada penelitian bidang bisnis, Meta-analysis membuat organizational behaviour yang baik


Sumber :
v  http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/
v  http://elfrieda.wordpress.com/2011/12/03/meta-analisis/
v  http://catatananakkuliah.blogspot.com/2010/03/meta-analisis-dan-isu-kebijakan-publik.html

1 komentar:

  1. mau tanya dong ka. untuk data yang dikumpulkan f, t dan r (nilai korelasi) itu, apakah hanya nilai korelasi yang berupa r saja yang boleh digunakan? jika nilai korelasi lain selain r (seperti nilai korelasi dari metode SEM) apakah boleh? terimakasih mohon jawabannya

    BalasHapus